Minggu, 23 Maret 2014

MAKALAH PEMAKSIMALAN TANAMAN KELOR SEBAGAI PENETRAL POLUSI UDARA



PEMAKSIMALAN TANAMAN KELOR

SEBAGAI PENETRAL POLUSI UDARA

moringa-leaves.jpg





Disusun oleh :
Edi Kurniawan  NIS 7909







LOMBA KARYA ILMIAH SISWA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN 2013

MAKALAH KARYA TULIS ILMIAH

PEMAKSIMALAN TANAMAN KELOR
SEBAGAI PENETRAL POLUSI UDARA



Oleh :
Edi Kurniawan   (NIS 7909)

Karya tulis ilmiah ini akan disusun sebagai salah satu persyaratan mengikuti Lomba Karya Ilmiah Siswa tingkat kabupaten dengan tema “Let’s Change To Save The Earth” tahun 2013.


          Temanggung, 24 September 2013
                                 Peserta


   Edi Kurniawan



Mengetahui/menyetujui,
Kepala SMK Negeri 1 Temanggung,                                            Pembimbing,

                                                                                                              

Drs. Purwono, MP.d                                                   Tutik Setiyani, S.TP
     NIP. 19580523 198603 1 008                              






BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB III. METODOLOGI
BAB IV. PEMBAHASAN
BAB V. PENUTUP

 


KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat, rahmat, dan hidayah-Nya Karya ilmiah Pemaksimalan tanaman kelor sebagai penetral polusi udara dapat terselesaikan.
Karya ilmiah  ini disusun dalam rangka Lomba Karya lmiah siswa sekolah menengah kejuruan, dengan tema “LET’S CHANGE TO SAVE THE EARTH”.
Melalui kesempatan berharga ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini, kepada yang terhormat  :
1.      Drs. Purwono selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Temanggung.
2.      Tutik Setiyani,S.TP selaku pembimbing dalam penulisan karya ilmiah.
3.      Semua pihak yang terlibat dan banyak membantu dalam penilitian ini.
      Semoga Karya ilmiah siswa ini dapat memberi manfaat kepada masyarakat. Apabila ada kesalahan dalam pembuatan karya ilmiah ini, saya mohon maaf setulus-tulusnya.




 Temanggung, 24 September2013



       Penulis






ABSTRAK


Tanaman kelor merupakan salah satu jenis tanaman hijau yang kaya akan vitamin C, bahkan kandungan vitamin C di dalam tanaman kelor kadarnya bisa mencapai 7 kali lipat dibanding kadar vitamin C yang ada pada jeruk. Vitamin C merupakan vitamin yang mempunyai antioksidan yang bisa digunakan untuk menangkal radikal bebas, yaitu polusi udara. Ini menunjukkan bahwa tingkat polusi udara bisa diminimalisir menggunakan tanaman kelor yang mengandung vitamin C yang lebih banyak, dimana vitamin C pada pohon kelor ini berperan sebagai antioksidan yang dapat digunakan sebagai agen pelawan radikal bebas yang lebih baik.
Hasil penelitian, menunjukkan bahwa tanaman kelor dapat digunakan sebagai penetral polusi udara. Di penelitian menunjukkan bahwa asap akan berkurang ketika diberi perlakuan menggunakan tanaman kelor di dalam plastik. Tanaman kelor sebagai penetral polusi udara, tentunya akan berdampak positif, karena disamping memaksimalkan penggunaan tanaman kelor sebagai penetral polusi udara, juga ikut ambil peran dalam pembudidayaan tanaman kelor. Jika tanaman kelor bisa dimaksimalkan sebagai penetral polusi udara, secara otomatis juga turut melestarikan dan membudidayakan tanaman kelor yang bisa dilakukan dengan cara generatif (menggunakan biji) ataupun secara vegetatif (stek batang).

Kata kunci : Tanaman kelor, vitamin C, polusi udara, antioksidan.















BAB I

PENDAHULUAN


Kehidupan manusia sudah dilengkapi dengan majunya teknologi, baik itu teknologi industri, teknologi pangan ataupun teknologi yang lainnya. Manusia menggunaan teknologi tersebut untuk membantu kegiatan yang dilakukan di kehidupan sehari-hari. Sebuah teknologi dalam penggunaanya mempunyai hasil output / keluaran, dimana hasil output / keluaran tersebut ada yang bisa dimanfaatkan oleh manusia secara langsung dan ada pula yang tidak bisa dimanfaatkan oleh manusia secara langsung karena sifatnya yang merusak lingkungan, dalam konteks ini khususnya rusaknya lingkungan sekitar akibat tingkatan polusi udara yang berpotensi untuk merusak kualitas dari udara itu sendiri semakin meningkat, dan semakin beragam asal usulnya.
Pencemaran udara yang menjadian tingkat polutan udara semakin meningkat saat ini banyak disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu oleh asap kendaraan bermotor, asap rokok, pembakaran sampah, limbah asap pabrik, dan pembakaran hutan. Tentunya hal-hal itu turut menyumbang peranan dalam meningkatnya tingkat polusi udara yang terjadi saat ini. Pencemaran udara dalam jangka pendek ataupun jangka panjang dapat menimbulkan efek buruk bagi lingkungan atau mahluk hidup yang ada disekitarnya.
Perlu dicari solusi yang tepat  untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan polusi udara yang terjadi saat ini. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan memaksimalkan potensi pohon-pohon hijau yang terdapat di lingkungan sekitar untuk digunakan sebagai solusi pencegah meningkatnya polusi udara.
Pohon kelor merupakan salah satu tanaman hijau yang potensial untuk mengurangi tingkat polusi udara. Saat ini pohon kelor hanya dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional pada masyarakat tertentu, tentu ini sangat disayangkan jika potensi pohon kelor dalam mengurangi tingkat polusi udara tidak diterapkan dalam kehidupan.

Rumusan masalah dalam pemaksimalan pohon kelor sebagai penetral polusi udara ini adalah bagaimana kita dapat mencari alternatif yang dapat dimaksimalkan untuk mengurangi tingkat polusi udara yang terjadi hampir di daerah mana saja. Tentunya langkah ini nantinya tidak akan menimbulkan efek kerusakan untuk aspek-aspek lain yang ikut andil didalamnya. Adanya pemaksimalan langkah alternatif dalam mengurangi tingkat polusi udara diharapkan, manusia mempunyai rasa tanggung jawab dan kepedulian untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup, dimana kelestarian lingkungan ini akan berdampak positif bagi kelestarian bumi.

Tujuan dari penulisan karya tulis Pemaksimalan Tanaman Kelor sebagai Penetral Polusi Udara ini, antara lain :
1.      Mengetahui potensi dari tanaman kelor sebagai penetral polusi udara.
2.      Sebagai salah satu usaha untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan memaksimalan pengunaan pohon kelor sebagai pohon penetral polusi udara.

Diharapkan penulisan karya tulis Pemaksimalan pohon kelor sebagai penetral polusi udara ini mempunyai manfaat, yaitu memberikan informasi kepada masyarakat tentang penggunaan tanaman kelor sebagai penetral polusi udara yang dapat dimaksimalkan untuk mengurangi tingkat polusi udara. Serta membuat gagasan baru dalam pemanfaatan tanaman kelor sebagai penetral polusi udara.


                                                           









 

 


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


Polusi udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.

Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tumbuhan ini memiliki ketinggian batang 7-11 meter. Daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai, dapat dibuat sayur atau obat. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau, bunga ini keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak.
Kelor mempunyai batang berkayu, tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar; percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda. Buah berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20-60 cm; buah muda berwarna hijau-setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat-berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12-18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak. Pembudidayaan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1000 m dpl.
Ada sebuah laporan hasil penelitian, kajian dan pengembangan terkait dengan pemanfaatan tanaman kelor untuk penghijauan serta penahan penggurunan di Etiopia, Somalia, dan Kenya oleh tim Jerman dari Institute for Scientific Cooperation, Tubingen, 1993. Laporan tersebut dikhususkan terhadap kawasan yang termasuk Etiopia, Somalia, dan Sudan, karena sejak lama sudah menjadi tradisi penduduknya untuk menanam pohon kelor, mengingat pohon tersebut dapat menjadi bagian di dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan sayuran, bahan baku obat-obatan, juga untuk diperdagangkan (Anonim, 2013).
                                                   
Kandungan gizi pada tanaman kelor dibanding bahan pangan lain :
1.      Vitamin C
Vitamin  C pada pohon kelor 7 kali lipat besarnya dibandingkan kandungan vitamin C pada jeruk.
2.      Kalsium
Kalsium pada pohon kelor 4 kali lipat besarnya dibandingkan kandungan kalsium pada susu.
3.      Vitamin A
Vitamin A pada pohon kelor 4 kali lipat besarnya dibandingkan kandungan vitamin A pada wortel.
4.      Protein
Protein pada pohon kelor 2 kali lipat besarnya dibandingkan kandungan protein pada susu.
5.      Potasium
Potasium pada pohon kelor 3 kali lipat besarnya dibandingkan kandungan potasium pada jagung.

Beberapa manfaat tanaman kelor :
  1. Meningkatkan ketahanan alamiah tubuh
  2. Menyegarkan mata dan otak
  3. Meningkatkan metabolisme tubuh
  4. Meningkatkan stuktur sel tubuh
  5. Meningkatkan serum kolesterol alamiah
  6. Mengurangi kerutan dan garis-garis pada kulit
  7. Meningkatkan fungsi normal hati dan ginjal
  8. Memperindah kulit
  9. Meningkatkan energi
  10. Memudahkan pencernaan
  11. Antioksidan
  12. Memelihara sistem imunitas tubuh
  13. Meningkatkan sistem sirkulasi yang menyehatkan
  14. Memberi perasaan sehat secara menyeluruh
  15. Mendukung kadar gula normal tubuh
  16. Bersifat anti-peradangan

Kelor mengandung Asam amino, yaitu asam amino non-esensial. Salah satu contohnya adalah sistin yang berfungsi sebagai antioksidan, yang berperan sebagai perlindungan terhadap radiasi dan polusi (Krisnadi, 2012). Asam askorbat adalah salah satu senyawa kimia yang disebut vitamin C, Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit.
Asam askorbat atau vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi sel dari stres ekstraselular. Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal bebas. Radikal bebas berasal dari molekul oksigen yang secara kimia strukturnya berubah akibat dari aktifitas lingkungan. Aktifitas lingkungan yang dapat memunculkan radikal bebas antara lain radiasi, polusi, dan merokok. (JogjaCamp,2012).
Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Sifat antioksidan tersebut berasal dari gugus hidroksil dari nomor C 2 dan 3 yang mendonorkan ion H+ bersama-sama dengan elektronnya menuju ke berbagai senyawa oksidan seperti radikal bebas dengan gugus oksigen atau nitrogen, peroksida dan superoksida. Komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan adalah senyawa golongan fenolik dan polifenolik. Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak terdapat dialam, terutama pada tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas. Antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan pangan, antara lain vitamin E, vitamin C, dan karotenoid.
Antioksidan terbukti sebagai agen pelawan radikal bebas yang efektif. Dalam sebuah penelitian berskala kecil terungkap bahwa kebiasaan mengasup makanan yang mengandung vitamin C bisa melindungi jantung dari efek polusi udara. Para peneliti dari Imperial College London menemukan bahwa orang-orang yang memiliki kadar vitamin C tinggi dalam tubuhnya, mereka jarang dirujuk ke rumah sakit saat cuaca berpolusi dibanding dengan yang memiliki kadar vitamin C rendah. Hasil penelitian itu menambah bukti bahwa dampak polusi udara bisa dikurangi dengan antioksidan.
Mekanisme fungsi antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen. Antioksidan (AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer. Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida (R*, ROO*) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil, sementara turunan radikal antioksidan (A*) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida.(Cha,2011)





















 








BAB III

METODOLOGI


A.      Waktu dan tempat 

            Eksperimen tanaman kelor ini dilaksanakan pada hari Minggu 22 September 2013, di rumah Edi kurniawan, di dusun sewatu, RT:04/RW:04, desa Campursari, Bulu, Temanggung.

B.       Alat dan Bahan

Peralatan dan bahan yang digunakan meliputi:
1.      Plastik       2 buah
2.      Kertas        2 buah (dengan jenis dan jumlah yang sama)
3.      Lilin           1 buah
4.      Benang
5.      Korek api
6.      Timer
7.      Tanaman kelor

Tahapan eksperimen pada tanaman kelor :

1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Menyalakan lilin.
3.      Membakar kedua kertas.
4.      Memasukkan asap yang ditimbulkan dari kertas kedalam dua plastik secara bersamaan, dengan cara menempatkan plastik yang terbuka di atas kertas yang berasap.
5.      Mengikatkan satu plastik yang sudah terdapat asapnya ke salah satu bagian daun kelor menggunakan benang.
6.      Memegang dan menutupi plastik lain yang telah diberi asap dari kertas menggunakan tangan.
7.      Mengamati perubahan yang terjadi.
8.      Membandingkan hasil dari plastik yang diberi perlakuan dengan tanaman kelor dan plastik yang hanya diberi perlakuan ditutupi dengan tangan.

BAB IV

PEMBAHASAN



Mendukung terbuktinya tanaman kelor dapat dimaksimalkan sebagai penetral polusi udara, maka telah dilakukan eksperimen terhadap tanaman kelor mengenai peranannya dalam memaksimalkan usaha penetralan polusi udara yang baik.
            Plastik yang sudah diberi asap didalamnya diikat ke salah satu bagian  tanaman kelor, dilakukan pengamatan kondisi yang terjadi pada tanaman kelor serta plastik dan asap yang ada di dalamnya. Juga dilakukan pengamatan untuk asap dalam plastik yang hanya dipegang dengan tangan. Sesaat plastik yang diberi asap didalamnya, yang diikat di tanaman kelor kondisi asapnya masih pekat, kemudian dihitung lama waktu untuk proses menggunakan timer. Setelah ditunggu selama 20 menit, perlahan kepekatan asap yang terdapat didalam plastik mulai berkurang dan plastik sudah mulai bening kembali. Sedangkan kondisi asap dari plastik yang hanya ditutupi dengan tangan, kepekatan asapnya belum berkurang.

B.     Pembahasan

            Dari data yang diperoleh dalam eksperimen, dapat dianalisa bahwa tanaman kelor dapat dimaksimalkan sebagai penetral polusi udara yang baik, dan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi tingkatan polusi udara yang ada di lingkungan. Polusi udara yang ada di dalam plastik dapat diserap baik oleh tanaman kelor. Asap dari plastik yang hanya diberi perlakuan ditutup dengan tangan, kepekatan asapnya belum berkurang ini menunjukkan belum adanya alat/bahan untuk mengurangi polusi udara dari asap.
            Dalam proses penetralan polusi udara oleh tanaman kelor ini, tidak lepas dari peranan vitamin C yang terkandung dalam tanaman kelor itu sendiri, dimana vitamin C tanaman kelor kandungannya 7 kali lipat dibandingkan kandungan vitamin C pada jeruk. Hal ini mendukung proses penetralan polusi udara dari tanaman kelor yang lebih baik karena vitamin C sebagai antioksidan mempunyai peran untuk menangkal radikal bebas yaitu polusi udara. Ini menunjukkan tingkat polusi udara bisa diminimalisir menggunakan tanaman kelor yang mengandung vitamin C yang lebih banyak, dimana vitamin C pada tanaman kelor ini berperan sebagai antioksidan sebagai agen pelawan radikal bebas yang lebih baik.
            Mengenai aspek yang timbul dari penggunaan tanaman kelor sebagai penetralan polusi udara, tentunya ini akan berdampak positif. Disamping memaksimalkan penggunaan tanaman kelor sebagai penetral polusi udara yang baik, juga ikut ambil peran dalam pembudidayaan tanaman kelor. Bahkan tanaman kelor dapat digunakan untuk tanaman peneduh di samping jalan raya. Ini secara otomatis juga ikut melestarikan dan membudidayakan tanaman kelor yang dapat dilakukan dengan cara generatif (menggunakan biji) ataupun secara vegetatif (stek batang).

 

 

 

 

 

 








 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 







Tanaman kelor sebagai alternatif dalam memaksimalkan usaha dalam menyelamatkan bumi dari polusi udara yang semakin hari menjadi mengkhawatirkan. Tanaman kelor dapat digunakan sebagai penetral polusi udara menggunakan antioksidan yang berasal dari vitamin C yang banyak terkandung di dalam tanaman kelor. Pemaksimalan penggunaan tanaman kelor dalam penetralan udara dapat serta membudidayakan tanaman kelor, yang bermanfaat bagi penyelamatan bumi dari polusi udara.

B.            Saran

1.        Perlu diadakannya penelitian lebih jauh lagi mengenai besar potensi polusi udara yang dapat dinetralisir oleh antioksidan dari vitamin C pada tanaman kelor.
2.        Perlu adanya pembudidayaan tanaman kelor dalam usaha mengurangi tingkat polusi udara yang ada di bumi.
3.        Perlu mencari cara-cara yang lebih sederhana dan efisien dalam memanfaatkan tanaman kelor untuk menetralkan polusi udara.
      












                                                      DAFTAR PUSTAKA

                                                                        



Agustiningrum D. 2004. Isolasi dan uji aktivitas antioksidan senyawa bioaktif dari daun. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan , Institut Pertanian Bogor.
Cha, A. 2011. Zat aditif antioksidan. Jakarta. http://wikivitamin.com/sumber-vitamin-c asam-askorbat/. Tanggal akses 24 September 2013, 08:22.

Davies, MB. 1991. Vitamin C: Its Chemistry and Biochemistry. Cambridge. Diakses 21 September 2013.

Gordon,  I. 1994. Functional Food, Food Design, Pharmafood. New York: Champman dan Hall.

Gyorgi , AS. 1931. Vitamin C, and WWII. Szeged. http://manfaatvitaminc.com/tag/tips-mencegah-polusi-dengan-vitaminc/. Tanggalakses21September 2013, 18:25.



Schuler P. 1990. Natural Antioxidant Exploited Comercially. New York: Elsevier Applied Science. Tanggal akses 23 September 2013

IPTEKnet. 2005. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta. http://id.wikipedia.org/wiki/. Tanggal akses 23 September 2013.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Lampiran 1 :

BIODATA PESERTA

Nama Lengkap                        :           Edi Kurniawan
Tempat/Tanggal lahir              :           Temanggung, 30 september 1996
Jenis Kelamin                          :           Laki-laki
Nomor Induk Siswa                :           7909
Alamat Rumah                        :           Sewatu, RT : 04, RW : 04.
                                                            Campursari, Bulu,
                                                            Temanggung.
Alamat sekolah                       :           Jln. Kadar maron, kotak POS 104
                                                            Temanggung 562221 Telepon (0293) 4901649
Nama Orang Tua                     :           Sarwanto
Pendidikan Orang Tua            :           SLTP



Lampiran 2 :

GAMBAR PROSES EKSPERIMEN TANAMAN KELOR
01052008_015.jpg01052008_028.jpg






                                                                       
Persiapan alat                                                              Persiapan bahan

01052008_049.jpg01052008_040.jpg








Memasukkan asap kertas ke dalam plastik                 Kondisi asap saat diberi tanaman kelor


01052008_051.jpg           
            Kondisi asap setelah 20 menit diberi tanaman kelor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar