PEMAKSIMALAN TANAMAN KELOR
SEBAGAI PENETRAL POLUSI UDARA
Disusun
oleh :
Edi Kurniawan
NIS 7909
LOMBA
KARYA ILMIAH SISWA
SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN
KABUPATEN
TEMANGGUNG
TAHUN
2013
MAKALAH KARYA TULIS ILMIAH
PEMAKSIMALAN TANAMAN KELOR
SEBAGAI PENETRAL POLUSI UDARA
Oleh
:
Edi
Kurniawan (NIS 7909)
Karya
tulis ilmiah ini akan disusun sebagai salah satu persyaratan mengikuti Lomba
Karya Ilmiah Siswa tingkat kabupaten dengan tema “Let’s Change To Save The
Earth” tahun 2013.
Temanggung, 24 September 2013
Peserta
Edi Kurniawan
Mengetahui/menyetujui,
Kepala
SMK Negeri 1 Temanggung, Pembimbing,
Drs. Purwono, MP.d Tutik
Setiyani, S.TP
NIP. 19580523 198603 1 008
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB III. METODOLOGI
BAB V. PENUTUP
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat, rahmat, dan
hidayah-Nya Karya ilmiah Pemaksimalan tanaman kelor sebagai penetral polusi
udara dapat terselesaikan.
Karya
ilmiah ini disusun dalam rangka Lomba Karya lmiah siswa sekolah menengah kejuruan, dengan tema “LET’S
CHANGE TO SAVE THE EARTH”.
Melalui kesempatan
berharga ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
karya ilmiah ini, kepada yang terhormat :
1.
Drs.
Purwono selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Temanggung.
2.
Tutik
Setiyani,S.TP selaku pembimbing dalam penulisan karya ilmiah.
3.
Semua
pihak yang terlibat dan banyak membantu dalam penilitian ini.
Semoga Karya ilmiah siswa ini dapat
memberi manfaat kepada masyarakat. Apabila ada kesalahan dalam pembuatan karya
ilmiah ini, saya mohon maaf setulus-tulusnya.
Temanggung, 24 September2013
Penulis
ABSTRAK
Tanaman kelor merupakan salah satu jenis
tanaman hijau yang kaya akan vitamin C, bahkan kandungan vitamin C di dalam
tanaman kelor kadarnya bisa mencapai 7 kali lipat dibanding kadar vitamin C
yang ada pada jeruk. Vitamin C merupakan vitamin yang mempunyai antioksidan
yang bisa digunakan untuk menangkal radikal bebas, yaitu polusi udara. Ini
menunjukkan bahwa tingkat polusi udara bisa diminimalisir menggunakan tanaman
kelor yang mengandung vitamin C yang lebih banyak, dimana vitamin C pada pohon
kelor ini berperan sebagai antioksidan yang dapat digunakan sebagai agen
pelawan radikal bebas yang lebih baik.
Hasil penelitian, menunjukkan bahwa tanaman
kelor dapat digunakan sebagai penetral polusi udara. Di penelitian menunjukkan
bahwa asap akan berkurang ketika diberi perlakuan menggunakan tanaman kelor di
dalam plastik. Tanaman kelor sebagai penetral polusi udara, tentunya akan berdampak
positif, karena disamping memaksimalkan penggunaan tanaman kelor sebagai
penetral polusi udara, juga ikut ambil peran dalam pembudidayaan tanaman kelor.
Jika tanaman kelor bisa dimaksimalkan sebagai penetral polusi udara, secara
otomatis juga turut melestarikan dan membudidayakan tanaman kelor yang bisa
dilakukan dengan cara generatif (menggunakan biji) ataupun secara vegetatif
(stek batang).
Kata kunci : Tanaman kelor, vitamin C, polusi
udara, antioksidan.
BAB I
PENDAHULUAN
Kehidupan manusia sudah dilengkapi dengan majunya teknologi, baik itu
teknologi industri, teknologi pangan ataupun teknologi yang lainnya. Manusia
menggunaan teknologi tersebut untuk membantu kegiatan yang dilakukan di
kehidupan sehari-hari. Sebuah teknologi dalam penggunaanya mempunyai hasil
output / keluaran, dimana hasil output / keluaran tersebut ada yang bisa
dimanfaatkan oleh manusia secara langsung dan ada pula yang tidak bisa
dimanfaatkan oleh manusia secara langsung karena sifatnya yang merusak
lingkungan, dalam konteks ini khususnya rusaknya lingkungan sekitar akibat
tingkatan polusi udara yang berpotensi untuk merusak kualitas dari udara itu
sendiri semakin meningkat, dan semakin beragam asal usulnya.
Pencemaran udara yang menjadian tingkat polutan udara semakin meningkat
saat ini banyak disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu oleh asap kendaraan
bermotor, asap rokok, pembakaran sampah, limbah asap pabrik, dan pembakaran
hutan. Tentunya hal-hal itu turut menyumbang peranan dalam meningkatnya tingkat
polusi udara yang terjadi saat ini. Pencemaran udara dalam jangka pendek
ataupun jangka panjang dapat menimbulkan efek buruk bagi lingkungan atau mahluk
hidup yang ada disekitarnya.
Perlu dicari solusi yang tepat untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan
polusi udara yang terjadi saat ini. Salah satu langkah yang bisa dilakukan
adalah dengan memaksimalkan potensi pohon-pohon hijau yang terdapat di
lingkungan sekitar untuk digunakan sebagai solusi pencegah meningkatnya polusi
udara.
Pohon kelor merupakan salah satu tanaman hijau yang potensial untuk
mengurangi tingkat polusi udara. Saat ini pohon kelor hanya dimanfaatkan
sebagai obat-obatan tradisional pada masyarakat tertentu, tentu ini sangat disayangkan
jika potensi pohon kelor dalam mengurangi tingkat polusi udara tidak diterapkan
dalam kehidupan.
Rumusan masalah dalam pemaksimalan pohon kelor sebagai penetral polusi
udara ini adalah bagaimana kita dapat mencari alternatif yang dapat
dimaksimalkan untuk mengurangi tingkat polusi udara yang terjadi hampir di
daerah mana saja. Tentunya langkah ini nantinya tidak akan menimbulkan efek
kerusakan untuk aspek-aspek lain yang ikut andil didalamnya. Adanya
pemaksimalan langkah alternatif dalam mengurangi tingkat polusi udara
diharapkan, manusia mempunyai rasa tanggung jawab dan kepedulian untuk menjaga
kelestarian lingkungan hidup, dimana kelestarian lingkungan ini akan berdampak
positif bagi kelestarian bumi.
Tujuan dari penulisan karya tulis Pemaksimalan Tanaman
Kelor sebagai Penetral Polusi Udara ini, antara lain :
1. Mengetahui potensi dari tanaman kelor sebagai
penetral polusi udara.
2. Sebagai salah satu usaha untuk menjaga
kelestarian lingkungan dengan memaksimalan pengunaan pohon kelor sebagai pohon
penetral polusi udara.
Diharapkan penulisan karya tulis Pemaksimalan pohon kelor sebagai
penetral polusi udara ini mempunyai manfaat, yaitu memberikan informasi kepada
masyarakat tentang penggunaan tanaman kelor sebagai penetral polusi udara yang
dapat dimaksimalkan untuk mengurangi tingkat polusi udara. Serta membuat
gagasan baru dalam pemanfaatan tanaman kelor sebagai penetral polusi udara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Polusi udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan
kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan,
atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun
kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat
alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar
primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang
ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena
ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder
adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer
di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tumbuhan ini memiliki ketinggian
batang 7-11 meter. Daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran
kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai, dapat dibuat sayur atau obat.
Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna
hijau, bunga ini keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak.
Kelor
mempunyai batang berkayu, tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan
kasar; percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh
lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling,
beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda.
Buah berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20-60 cm; buah muda berwarna
hijau-setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat-berwarna coklat kehitaman,
berbuah setelah berumur 12-18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar
seperti lobak. Pembudidayaan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif
(stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di
ketinggian 1000 m dpl.
Ada
sebuah laporan hasil penelitian, kajian dan pengembangan terkait dengan
pemanfaatan tanaman kelor untuk penghijauan serta penahan penggurunan di
Etiopia, Somalia, dan Kenya oleh tim Jerman dari Institute for Scientific
Cooperation, Tubingen, 1993. Laporan tersebut dikhususkan terhadap kawasan yang
termasuk Etiopia, Somalia, dan Sudan, karena sejak lama sudah menjadi tradisi
penduduknya untuk menanam pohon kelor, mengingat pohon tersebut dapat menjadi
bagian di dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan sayuran, bahan baku obat-obatan,
juga untuk diperdagangkan (Anonim,
2013).
Kandungan gizi pada tanaman kelor
dibanding bahan pangan lain :
1.
Vitamin
C
Vitamin C pada pohon kelor 7 kali lipat besarnya
dibandingkan kandungan vitamin C pada jeruk.
2.
Kalsium
Kalsium pada pohon kelor 4 kali lipat
besarnya dibandingkan kandungan kalsium pada susu.
3.
Vitamin
A
Vitamin A pada pohon kelor 4 kali
lipat besarnya dibandingkan kandungan vitamin A pada wortel.
4.
Protein
Protein pada pohon kelor 2 kali lipat
besarnya dibandingkan kandungan protein pada susu.
5.
Potasium
Potasium pada pohon kelor 3 kali lipat
besarnya dibandingkan kandungan potasium pada jagung.
Beberapa
manfaat tanaman kelor :
- Meningkatkan ketahanan alamiah tubuh
- Menyegarkan mata dan otak
- Meningkatkan metabolisme tubuh
- Meningkatkan stuktur sel tubuh
- Meningkatkan serum kolesterol alamiah
- Mengurangi kerutan dan garis-garis pada kulit
- Meningkatkan fungsi normal hati dan ginjal
- Memperindah kulit
- Meningkatkan energi
- Memudahkan pencernaan
- Antioksidan
- Memelihara sistem imunitas tubuh
- Meningkatkan sistem sirkulasi yang menyehatkan
- Memberi perasaan sehat secara menyeluruh
- Mendukung kadar gula normal tubuh
- Bersifat anti-peradangan
Kelor mengandung Asam amino, yaitu asam amino non-esensial.
Salah satu contohnya adalah sistin yang berfungsi sebagai
antioksidan, yang berperan sebagai perlindungan terhadap radiasi dan polusi
(Krisnadi, 2012). Asam askorbat
adalah salah satu senyawa kimia yang disebut vitamin C, Vitamin C
adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki
peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit.
Asam askorbat atau vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi sel dari stres ekstraselular. Sebagai antioksidan, vitamin c mampu
menetralkan radikal
bebas. Radikal bebas berasal dari molekul oksigen yang secara
kimia strukturnya berubah akibat dari aktifitas lingkungan. Aktifitas
lingkungan yang dapat memunculkan radikal bebas antara lain radiasi, polusi, dan
merokok. (JogjaCamp,2012).
Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi.
Sifat antioksidan tersebut berasal dari gugus hidroksil dari nomor C 2
dan 3 yang mendonorkan ion H+ bersama-sama
dengan elektronnya menuju ke berbagai senyawa oksidan
seperti radikal
bebas dengan gugus oksigen atau nitrogen, peroksida dan superoksida. Komponen kimia yang berperan
sebagai antioksidan adalah senyawa golongan fenolik dan polifenolik.
Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak terdapat dialam, terutama pada
tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas.
Antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan pangan, antara lain vitamin E,
vitamin C, dan karotenoid.
Antioksidan
terbukti sebagai agen pelawan radikal bebas yang efektif. Dalam sebuah
penelitian berskala kecil terungkap bahwa kebiasaan mengasup makanan yang
mengandung vitamin C bisa melindungi jantung dari efek polusi udara. Para
peneliti dari Imperial College London menemukan bahwa orang-orang yang memiliki
kadar vitamin C tinggi dalam tubuhnya, mereka jarang dirujuk ke rumah sakit
saat cuaca berpolusi dibanding dengan yang memiliki kadar vitamin C rendah.
Hasil penelitian itu menambah bukti bahwa dampak polusi udara bisa dikurangi
dengan antioksidan.
Mekanisme fungsi antioksidan yaitu
sebagai pemberi atom hidrogen. Antioksidan (AH) yang mempunyai fungsi utama
tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer. Senyawa ini dapat
memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida (R*, ROO*) atau
mengubahnya ke bentuk lebih stabil, sementara turunan radikal antioksidan (A*)
tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida.(Cha,2011)
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan tempat
Eksperimen tanaman kelor ini
dilaksanakan pada hari Minggu 22 September 2013, di rumah Edi kurniawan, di
dusun sewatu, RT:04/RW:04, desa Campursari, Bulu, Temanggung.
B. Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan
yang digunakan meliputi:
1.
Plastik 2 buah
2.
Kertas 2 buah (dengan jenis dan jumlah yang
sama)
3.
Lilin 1 buah
4.
Benang
5.
Korek
api
6.
Timer
7. Tanaman kelor
Tahapan eksperimen pada tanaman kelor :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menyalakan lilin.
3. Membakar kedua kertas.
4. Memasukkan asap yang ditimbulkan dari kertas
kedalam dua plastik secara bersamaan, dengan cara menempatkan plastik yang
terbuka di atas kertas yang berasap.
5. Mengikatkan satu plastik yang sudah terdapat asapnya
ke salah satu bagian daun kelor menggunakan benang.
6. Memegang dan menutupi plastik lain yang telah
diberi asap dari kertas menggunakan tangan.
7. Mengamati perubahan yang terjadi.
8. Membandingkan hasil dari plastik yang diberi
perlakuan dengan tanaman kelor dan plastik yang hanya diberi perlakuan ditutupi
dengan tangan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Mendukung terbuktinya tanaman kelor dapat dimaksimalkan sebagai penetral
polusi udara, maka telah dilakukan eksperimen terhadap tanaman kelor mengenai peranannya
dalam memaksimalkan usaha penetralan polusi udara yang baik.
Plastik yang sudah diberi asap
didalamnya diikat ke salah satu bagian
tanaman kelor, dilakukan pengamatan kondisi yang terjadi pada tanaman
kelor serta plastik dan asap yang ada di dalamnya. Juga dilakukan pengamatan
untuk asap dalam plastik yang hanya dipegang dengan tangan. Sesaat plastik yang
diberi asap didalamnya, yang diikat di tanaman kelor kondisi asapnya masih
pekat, kemudian dihitung lama waktu untuk proses menggunakan timer. Setelah
ditunggu selama 20 menit, perlahan kepekatan asap yang terdapat didalam plastik
mulai berkurang dan plastik sudah mulai bening kembali. Sedangkan kondisi asap
dari plastik yang hanya ditutupi dengan tangan, kepekatan asapnya belum
berkurang.
B. Pembahasan
Dari data yang diperoleh dalam
eksperimen, dapat dianalisa bahwa tanaman kelor dapat dimaksimalkan sebagai
penetral polusi udara yang baik, dan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi
tingkatan polusi udara yang ada di lingkungan. Polusi udara yang ada di dalam
plastik dapat diserap baik oleh tanaman kelor. Asap dari plastik yang hanya
diberi perlakuan ditutup dengan tangan, kepekatan asapnya belum berkurang ini
menunjukkan belum adanya alat/bahan untuk mengurangi polusi udara dari asap.
Dalam proses penetralan polusi udara
oleh tanaman kelor ini, tidak lepas dari peranan vitamin C yang terkandung
dalam tanaman kelor itu sendiri, dimana vitamin C tanaman kelor kandungannya 7
kali lipat dibandingkan kandungan vitamin C pada jeruk. Hal ini mendukung
proses penetralan polusi udara dari tanaman kelor yang lebih baik karena
vitamin C sebagai antioksidan mempunyai peran untuk menangkal radikal bebas
yaitu polusi udara. Ini menunjukkan tingkat polusi udara bisa diminimalisir
menggunakan tanaman kelor yang mengandung vitamin C yang lebih banyak, dimana
vitamin C pada tanaman kelor ini berperan sebagai antioksidan sebagai agen
pelawan radikal bebas yang lebih baik.
Mengenai aspek yang timbul dari
penggunaan tanaman kelor sebagai penetralan polusi udara, tentunya ini akan
berdampak positif. Disamping memaksimalkan penggunaan tanaman kelor sebagai
penetral polusi udara yang baik, juga ikut ambil peran dalam pembudidayaan
tanaman kelor. Bahkan tanaman kelor dapat digunakan untuk tanaman peneduh di
samping jalan raya. Ini secara otomatis juga ikut melestarikan dan
membudidayakan tanaman kelor yang dapat dilakukan dengan cara generatif
(menggunakan biji) ataupun secara vegetatif (stek batang).
Tanaman kelor sebagai alternatif dalam memaksimalkan usaha dalam menyelamatkan
bumi dari polusi udara yang semakin hari menjadi mengkhawatirkan. Tanaman kelor
dapat digunakan sebagai penetral polusi udara menggunakan antioksidan yang
berasal dari vitamin C yang banyak terkandung di dalam tanaman kelor.
Pemaksimalan penggunaan tanaman kelor dalam penetralan udara dapat serta
membudidayakan tanaman kelor, yang bermanfaat bagi penyelamatan bumi dari polusi
udara.
B. Saran
1.
Perlu
diadakannya penelitian lebih jauh lagi mengenai besar potensi polusi udara yang
dapat dinetralisir oleh antioksidan dari vitamin C pada tanaman kelor.
2.
Perlu
adanya pembudidayaan tanaman kelor dalam usaha mengurangi tingkat polusi udara
yang ada di bumi.
3.
Perlu
mencari cara-cara yang lebih sederhana dan efisien dalam memanfaatkan tanaman
kelor untuk menetralkan polusi udara.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiningrum
D. 2004. Isolasi dan uji aktivitas
antioksidan senyawa bioaktif dari daun. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan , Institut Pertanian Bogor.
Cha, A. 2011. Zat aditif antioksidan. Jakarta. http://wikivitamin.com/sumber-vitamin-c
asam-askorbat/. Tanggal akses 24
September 2013, 08:22.
Davies,
MB. 1991. Vitamin C: Its Chemistry and Biochemistry. Cambridge. Diakses 21 September 2013.
Gordon, I. 1994.
Functional Food, Food Design,
Pharmafood. New York: Champman dan Hall.
Gyorgi
, AS. 1931. Vitamin C, and WWII. Szeged. http://manfaatvitaminc.com/tag/tips-mencegah-polusi-dengan-vitaminc/. Tanggalakses21September 2013, 18:25.
Schuler
P. 1990. Natural Antioxidant Exploited Comercially. New York: Elsevier
Applied Science. Tanggal akses 23 September 2013
IPTEKnet.
2005. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta. http://id.wikipedia.org/wiki/. Tanggal akses
23 September 2013.
Lampiran 1 :
BIODATA
PESERTA
Nama Lengkap : Edi
Kurniawan
Tempat/Tanggal lahir : Temanggung,
30 september 1996
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nomor Induk Siswa : 7909
Alamat Rumah : Sewatu, RT : 04, RW : 04.
Campursari,
Bulu,
Temanggung.
Alamat sekolah : Jln.
Kadar maron, kotak POS 104
Temanggung
562221 Telepon (0293) 4901649
Nama Orang Tua : Sarwanto
Pendidikan Orang Tua : SLTP
Lampiran 2 :
GAMBAR
PROSES EKSPERIMEN TANAMAN KELOR
Persiapan alat Persiapan
bahan
Memasukkan asap kertas ke dalam plastik Kondisi asap saat diberi
tanaman kelor
Kondisi asap setelah 20 menit diberi
tanaman kelor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar